Hampir tiga dekade sejak debutnya di PlayStation, Spyro The Dragon tetap menjadi salah satu game platformer 3D yang memiliki pendekatan desain unik. Meskipun banyak game dengan konsep serupa telah bermunculan, seperti Super Mario 64 dan Astro Bot, tidak banyak yang benar-benar mengadopsi gaya desain level yang ditampilkan dalam Spyro: Year of the Dragon. Saat memainkan kembali versi Nintendo Switch dari game ini, terasa jelas bahwa dunia hub dalam Spyro bukan sekadar tempat transit, melainkan bagian dari tantangan itu sendiri.

Jika dalam Mario 64, pemain memasuki level melalui lukisan di dalam Kastil Peach, dan dalam Astro Bot, portal berbentuk planet digunakan untuk navigasi antar level, Spyro memiliki cara tersendiri. Dunia hub dalam game ini dirancang secara interaktif, penuh dengan koleksi tersembunyi dan tantangan yang harus diselesaikan. Bahkan, beberapa level memiliki portal tambahan yang mengarah ke sub-level lain, menambah kedalaman eksplorasi yang membuat game ini lebih dinamis dibandingkan kebanyakan platformer lainnya.

Keunikan lain dari Spyro: Year of the Dragon adalah cara pemain menyelesaikan level. Alih-alih keluar setelah mencapai garis finis, game ini menawarkan berbagai misi yang harus diselesaikan dalam satu area sebelum pemain bisa melanjutkan ke tantangan berikutnya. Elemen eksplorasi menjadi bagian inti dari pengalaman bermain, karena pemain tidak langsung mengetahui tujuan atau lokasi pintu keluar saat memasuki level baru.

Banyak game platformer 3D modern masih terinspirasi dari Super Mario 64, tetapi sangat sedikit yang mengadopsi pendekatan desain dari Spyro The Dragon. Kesuksesan Astro Bot menunjukkan bahwa genre ini masih memiliki banyak penggemar, sehingga diharapkan lebih banyak pengembang yang melihat Spyro sebagai inspirasi dalam menciptakan dunia yang lebih terbuka, interaktif, dan penuh kejutan dalam platformer masa depan.